You are currently viewing Masa Tua Bebas Sarkopenia

Masa Tua Bebas Sarkopenia

Proses menua memicu terbentuknya pelemahan jaringan otot. Sarkopenia merupakan kelainan otot yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan serta massa otot dan penyusutan performa fisik. Keadaan ini banyak terjadi pada populasi lanjut usia, walaupun saat ini sarkopenia juga ditemukan pada umur yang lebih muda. Sarkopenia berhubungan erat dengan disabilitas serta penyusutan kualitas hidup. Dengan berkurangnya kekuatan otot, kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari menurun serta tingkat ketergantungan juga bertambah.

Karakteristik utama sarkopenia merupakan penyusutan kekuatan serta massa otot dan berkurangnya ketahanan fisik serta energi. Dugaan sarkopenia dapat dideteksi dari keluhan- keluhan seperti jatuh, rasa lemas, penurunan kecepatan berjalan, susah bangun dari sofa serta penyusutan berat tubuh atau penyusutan massa otot. Penyusutan kekuatan otot bisa ditilik lewat kekuatan genggaman tangan serta mencoba berpindah dari posisi duduk ke berdiri.

Sarkopenia dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya :

  1. Gaya Hidup Sedentari

Gaya hidup sedentari merupakan pola hidup tidak sehat yang membuat seseorang cenderung minim melakukan aktivitas fisik. Minimnya aktivitas fisik akan membuat otot jarang berkontraksi dan mengganggu proses pembentukan sel otot baru.

  1. Malnutrisi

Tubuh yang kekurangan nutrisi, terutama protein dan asam amino, berisiko tinggi mengalami sarkopenia. Hal ini dikarenakan protein dan asam amino berperan penting dalam pembentukan jaringan otot.

  1. Penyakit Kronis

Beberapa penyakit kronis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sarkopenia adalah infeksi HIV/AIDS, tuberkulosis, stroke, alzheimer, dan lain sebagainya. Penyakit kronis tersebut membuat penderitanya harus beristirahat dengan cukup dan meminimalisir aktivitas fisik sehingga berdampak pada penurunan massa serta kekuatan otot.

Lantas Seperti Apa Gejala Sarkopenia ?

Gejala utama dari sarkopenia adalah melemahnya kekuatan otot. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang umum dialami oleh penderita sarkopenia, di antaranya :  stamina menurun, kesulitan untuk melakukan rutinitas sehari-hari, kesulitan untuk menaiki atau menuruni tangga, keseimbangan tubuh buruk dan mudah terjatuh, ukuran otot mengecil dari biasanya.

Tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter sebagai cara mengatasi otot lemah sarkopenia adalah terapi fisik untuk mengembalikan kemampuan otot. Dan Hormone replacement therapy, yaitu terapi hormon untuk membantu meningkatkan massa otot.

Cara Mencegah Sarkopenia

Sarkopenia merupakan gangguan kesehatan yang bisa dicegah. Lakukan beberapa hal berikut untuk mencegah terjadinya sarkopenia sejak dini :

  1. Beraktivitas Fisik

Disarankan untuk rutin melakukan aktivitas fisik agar terhindar dari risiko sarkopenia. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk mencegah sarkopenia adalah latihan ketahanan, senam aerobik, lari pagi, bersepeda, berenang, dan aktivitas fisik lainnya. Jika diperlukan, gunakan alat bantu mobilitas seperti tongkat jalan atau rollator untuk tetap aktif bergerak.

  1. Mencukupi Kebutuhan Gizi Tubuh

Langkah pencegahan sarkopenia dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Disarankan untuk mengkonsumsi beberapa makanan berikut :

Makanan tinggi protein, seperti telur, susu, daging dada ayam, dan daging merah.

Makanan yang mengandung vitamin D, seperti susu, kuning telur, dan ikan tuna.

Makanan yang mengandung asam lemak omega 3, seperti makanan laut, minyak ikan, kacang kedelai, dan ikan tuna.

Mengkombinasikan aktivitas fisik dan asupan nutrisi adalah kunci utama pencegahan sarkopenia. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat untuk terwujudnya penuaan yang kuat dan sehat dapat tercapai.

Tinggalkan Balasan