You are currently viewing Sarcopenia pada Lansia: Bagaimana Penuaan Mengubah Otot dan Hormon

Sarcopenia pada Lansia: Bagaimana Penuaan Mengubah Otot dan Hormon

Perubahan Serat Otot pada Lansia dan Dampaknya

Seiring bertambahnya usia, banyak lansia mengalami penurunan kekuatan otot dan kemampuan menjaga keseimbangan, yang berdampak pada meningkatnya risiko jatuh. Serat otot tipe IIA dan IIB mengalami penurunan dalam hal persentase luas area, jumlah serat, dan rata-rata luas serat, sedangkan serat tipe I justru meningkat dalam luas area dan jumlah, tetapi tidak dalam ukuran. Secara morfologis, serat tipe II terlihat lebih kecil dan lebih pipih. Penurunan kualitas otot ini menyebabkan koordinasi dan keseimbangan menurun, sehingga risiko cedera akibat jatuh pada lansia menjadi lebih tinggi. Studi terkini juga memberikan harapan untuk menemukan pengobatan yang dapat memperbaiki perubahan ini, sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan pada pasien lansia.

Penurunan jumlah serat otot memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap menyusutnya ukuran otot secara keseluruhan dibandingkan penyusutan ukuran serat otot itu sendiri. Penurunan pada serat otot tipe II yang cepat berkontraksi menunjukkan bahwa kemampuan otot untuk menghasilkan kekuatan juga menurun secara signifikan pada usia lanjut.

Penurunan Jumlah dan Ukuran Unit Motorik pada Usia Lanjut

Unit motorik yang mengendalikan kontraksi otot juga mengalami perubahan seiring penuaan. Jumlah unit motorik yang berfungsi berkurang, sementara unit motorik yang tersisa mengalami pembesaran ukuran. Proses ini terjadi melalui hilangnya sambungan saraf pada serat otot tertentu (terutama serat tipe IIB), yang kemudian digantikan oleh pertumbuhan cabang saraf dari unit motorik lain di sekitarnya.

Hilangnya serat otot ini berakar pada hilangnya neuron motorik yang semakin berkurang jumlahnya seiring bertambahnya usia. Pada lansia, proses hilangnya sambungan saraf (denervasi) lebih cepat daripada proses perbaikan sambungan (reinervasi). Data menunjukkan bahwa seseorang berusia 60 tahun bisa kehilangan sekitar 25-50% neuron motorik dibandingkan dengan saat berusia 20 tahun, terutama pada neuron motorik yang mengendalikan serat otot cepat.

Ketika neuron motorik hilang, serat otot yang tergantung padanya akan mengalami kematian atau diambil alih oleh neuron motorik tipe lambat, yang mengubah karakteristik serat otot tersebut menjadi lebih lambat dalam berkontraksi.

Perubahan Hormon yang Memengaruhi Kesehatan Otot pada Lansia

Selain perubahan struktur otot dan saraf, perubahan hormon juga berperan penting dalam perkembangan sarcopenia pada lansia. Beberapa perubahan hormon yang berkontribusi antara lain:

  • Meningkatnya resistensi insulin yang mengganggu metabolisme otot
  • Penurunan kadar hormon pertumbuhan yang penting untuk regenerasi otot
  • Berkurangnya hormon estrogen dan testosteron yang berperan dalam pemeliharaan massa otot
  • Kekurangan vitamin D yang dapat melemahkan otot dan tulang
  • Peningkatan hormon paratiroid yang dapat mempercepat kerusakan jaringan otot

Perubahan hormon ini secara kolektif mempercepat penurunan massa dan fungsi otot, sehingga memperburuk kondisi sarcopenia.

Penuaan adalah proses alami yang akan dialami setiap orang. Seiring bertambahnya usia, menjaga aktivitas fisik menjadi semakin penting untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran tubuh. Berjalan kaki secara rutin, berolahraga ringan, serta melakukan peregangan dapat membantu menjaga keseimbangan, kekuatan otot, dan fleksibilitas sendi. Agar mobilitas tetap optimal dan setiap langkah terasa lebih stabil serta nyaman, Rollator Harlee hadir sebagai solusi praktis. Dengan desain ergonomis dan fitur inovatif, Harlee membantu Anda menjalani aktivitas sehari-hari dengan rasa aman dan penuh kepercayaan diri.

Jangan biarkan sarkopenia membatasi gerak Anda. Gunakan Rollator Harlee untuk tetap aktif dan menikmati hidup dengan lebih leluasa. Segera miliki Rollator Harlee dan mulai gaya hidup yang lebih sehat, aktif, dan penuh kebebasan!

Tinggalkan Balasan